Sabtu, 22 Mei 2010

PROSES PEMBENTUKAN SISTEM SARAF PUSAT

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Setiap embryo mengalami embryogenesis dengan menempuh tahap-tahap embryogenesis yang dimiliki leluhur secara evolusi. karena orang secara evolusi dianggap menempuh hidup seperti Pisces, Amphibia, dan Reptilia yang dikenal sekarang, maka embryonya pun mengalami pertumbuhan seperti embryo Pisces, Amphibia, dan Reptilia dulu.
Pada masa dalam rahim, embryo bentuk primitif tumbuh menjadi bentuk definitif, dan memiliki bentuk yang spesifik. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi setiap spesies. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya dalam rahim akan terbentuk bagian-bagian tubuh yang lebih khusus dan memilki fungsi masing-masing yang berguna untuk kehidupannya mendatang. Pembentukan organ-organ tersebut dikenal dengan organogenesis, meliputi pembentukan anggota gerak, alat indera, system saraf pusat dan lain-lain.

2. RUMUSAN MASALAH
Proses Pembentukan sistem sarat pusat
Apa pengertian dari sistem saraf pusat?
Dimanakah tempat terbentuknya sistem saraf pusat?
Kapan terbentuknya sistem saraf pusat?
Bagaimana proses pembentukan sistem saraf pusat?

2. Proses Pembentukan kulit
a. Apa pengertian kulit?
b. Dimanakah tempat terbentuknya kulit?
c. Kapan terbentuknya kulit?
d. Bagaimana proses pembentukan kulit?

3. Proses Pembentukan mata
a. Apa pengertian mata?
b. Dimanakah tempat terbentuknya mata?
c. Kapan terbentuknya mata?
d. Bagaimana proses pembentukan mata

3. TUJUAN PENULISAN
1. Proses Pembentukan sistem sarat pusat.
a. Mengetahui definisi sistem saraf pusat.
b. Mengetahui tempat terbentuknya sistem saraf pusat.
c. Mengetahui waktu terbentuknya sistem saraf pusat.
d. Mengetahui proses pembentukan sistem saraf pusat.

2. Proses Pembentukan kulit
a. Mengetahui definisi kulit.
b. Mengetahui tempat terbentuknya kulit.
c. Mengetahui waktu terbentuknya kulit.
d. Mengetahui proses pembentukan kulit.

3. Proses Pembentukan mata
b. Mengetahui definisi mata.
c. Mengetahui tempat terbentuknya mata.
d. Mengetahui waktu terbentuknya mata.
e. Mengetahui proses pembentukan mata.

3. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode kepustakaan.



BAB II
PROSES PEMBENTUKAN SISTEM SARAF PUSAT, KULIT DAN MATA

II. 1. PROSES PEMBENTUKAN SISTEM SARAF PUSAT
II. 1.1 SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf pusat merupakan sistem yang dibentuk oleh jutaan sel saraf dan sel glia beserta pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges.
Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur pengendalian tertinggi dari kegiatan mental dan perilaku khas pada manusia yang dilakukan oleh belahan otak, khususnya korteks serebri.
Susunan saraf mula-mula terdiri dari 3 bagian :
1. Lapisan neural
2. Jambul neural
3. Plakode indera
Lapisan neural akan menjadi encephalon (otak) di anterior dan medulla spinalis di posterior. Otak merupakan ujung atas sistem saraf pusat yang membesar dan terletak dalam tengkorak.
Encephalon berkembang menjadi 3 bagian :
• Otak depan (prosensefalon)
• Otak tengah (mesensefalon)
• Otak dalam (rombensefalon)
Pada masa pembentukan sistem saraf pusat, encephalon mengalami diferensiasi lanjut. Otak depan (prosensefalon) akan membagi menjadi telencephalon (ujung otak) dan diencephalon (jembatan otak). Telencephalon membentuk sepasang vesikula yang akan menjadi lobi. Dari diencephalon terjadi beberapa evaginasi:
1. epiphysis
2. paraphysis
3. vesiculae opticus
4. infundibulum
Atap mesencephalon membuat sepasang tonjolan-tonjolan yang pada pisces dan amphibi disebut corpora bigemina; pada reptilia, aves dan mammalia terdiri dari 2 pasang, disebut corpora quadrugemina. Rombencephalon membagi menjadi metencephalon dan myelencephalon (otak sumsum).






















Gambar Pertumbuhan Otak

Jambul neural yang menghasilkan ganglia nervi cranialis dan spinalis. Plakode indera adalah suatu jejeran epidermis yang menebal di daerah lateral caput, yang terdiri dari :
1) Placode nasus yang terletak di samping ventro anterior caput
2) Placode lens, berhubungan dengan tonjolan optic (optic vesicle) di daerah prosencephalon yang bakal jadi diencephalon.
3) Placode acoustic terletak di dorso lateral tentang bagian tengah rhombencephalon.
4) Placode calyculi gustatorii yang terletak di lidah, pharyx, palatum molle atau ada juga di permukaan sebelah luar caput.
Neuron-neuron nervus centrale (saraf pusat) berasal dari neuroblast-neuroblast primitif yang datang dari sel-sel lapisan terdalam lapisan neural.

Sistem saraf pusat (SSP) tampak pada permulaan minggu ke- 3 sebagai lempeng penebalan ektoderm yang terbentuk seperti sandal yang disebut lempeng saraf. Pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dengan pembentukan lempeng saraf (neural plate) pada masa embrio, yakni sekitar hari ke-16. Kemudian menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Pada minggu ke 5 mulailah terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya terbentuklah batang otak, serebelum (otak kecil), dan bagian-bagian lainnya.
Perkembangan otak sangat kompleks dan memerlukan beberapa seri proses perkembangan, yang terjadi atas penambahan (poliferasi) sel, perpindahan (migrasi) sel, perubahan (diferensiasi) sel, pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps, dan pembentukan selubung saraf (mielinasi). Sel saraf (neuron) pada permulaan bentuknya masih sederhana, mengalami pembelahan menjadi banyak, dan proses ini disebut proliferasi. Proses proliferasi berlangsung selama kehamilan 4-24 minggu, dan selesai pada waktu bayi lahir. Setelah proses proliferasi, sel saraf akan migrasi ke tempat yang semestinya. Proses migrasi berlangsung sejak kehamilan kira-kira 16 minggu sampai akhir bulan ke-6 masa gestasi. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang, yaitu sel saraf yang bermigarsi awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi kemudian menempati lapisan luar korteks serebri.
Pada akhir bulan ke-6, lempeng korteks ini sudah memiliki komponen sel neuron yang lengkap dan sudah tampak adanya diferensiasi menjadi 6 lapis seperti orang dewasa. Di tempat yang semestinya, sel saraf mengalami proses diferensiasi (perubahan bentuk, komposisi, dan fungsi). Sel saraf berubah menjadi sel neuron dengan cabang-cabangnya dan terbentuk pula sel penunjang ( sel glia). Fungsi sel inilah yang mengatur kehidupan kita sehari-hari. Ada yang mengatakan penambahan jumlah sel saraf telah selesai pada saat kelahiran. setelah lahir hanya terjadi pematangan fungsi sel, tetapi selubung saraf atau myelin yang disebut mielinisasi masih berkembang. Tetapi, setelah lahir terjadi penambahan volume dan berat otak dan bayi tampak lebih pintar. Hal ini karena adanya pertumbuhan serabut saraf, adanya peningkatan jumlah sel glia yang luar biasa dan proses mielinisasi akibat proses stimulasi yang didapat saat lahir.

II. 2. PROSES PEMBENTUKAN KULIT
II. 2.1 KULIT
Kulit merupakan pembungkus dan pelindung tubuh yang tahan air, mengandung ujung-ujung saraf, dan membantu pengaturan suhu tubuh. Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis. Kulit terdiri atas jaringan subkutan (fasia superfisial) yaitu suatu lapisan areolar berlemak yang menutupi fasia fibrosa yang lebih padat.
Kulit terdiri dari 2 lapisan:
• Epidermis, lapisan atas terdiri dari susunan epitel yang berasal dari ektoderm.
• Dermis (korium), lapisan bawah terdiri dari jaringan ikat yang sebagian besar berasal dari mesoderm.

1. Epidermis
Pada mulanya, mudigah dibungkus oleh selapis sel ectoderm (Gambar A). Kemudian pada permulaan bulan ke-2, epitel ini membelah dan meletakkan selapis sel gepeng, yaitu periderm dan epitrikium, pada permukaanya (Gambar B). dengan proliferasi selanjutnya sel-sel di lapisan dasar, terbentuklah lapisan ketiga yang terletak di tengah (Gambar C). Akhirnya pada akhir bulan ke-4, epidermis memperoleh susunan tetapnya dan dapat dikenali empat lapisan (Gambar D) :
1) Stratum Germinatif (Malphigi)
Bertanggung jawab atas produksi sel-sel baru. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah pada epidermis. Sel-sel lapisan germinatif merupakan sel yang aktif membagi. Hasil pembagian sel-sel germinatif ini akan tersesar keluar ke arah permukaan di atas lapisan germinatif. Lapisan yang keluar ini merupakan lapisan granul.
2) Stratum Granulare
Lapisan ini berada di atas lapisan germinatif. Sel-sel lapisan germinatif mempunyai banyak granul. Granul ini terdiri daripada keratin, keratin merupakan bahan keras berprotein.
3) Stratum Spinosum
Lapisan yang terdiri atas sel-sel besar yang bersisi banyak yang mengandung tonofibril-tonofibril halus.
4) Lapisan Tanduk
Lapisan ini berfungsi untuk membentuk penutup luar yaitu untuk melindungi kulit. Lapisan ini dibentuk olwh beberapa lapis sel-sel mati yang sangat rapat dan penuh dengan keratin.

Sel-sel periderm biasanya dibuang selama trimester kedua masa janin dan dapat ditemukan di dalam cairan amnion. Selama 3 bulan pertama perkembangan, epidermis disusupi oleh sel-sel yang berasal dari crista neuralis. Sel-sel ini membentuk pigmen melanin yang dapat dipindahkan ke sel-sel epidermis lain melalui cabang-cabang dendrite. Sel-sel ini dikenal sebagai melanosit, dan setelah lahir menyebabkan terjadinya pigmentasi kulit.

2. Dermis
Dermis, terletak di bawah epidermis, mengandung papiler permukaan yang terdiri dari kolagen yang longgar dan rapuh, serat-serat elastik, bercampur dengan fibroblast, sel mast, dan makrofag. Lapisan dermis merupakan lapisan yang mempunyai bekalan darah atau kapilari darah. Lapisan ini juga menempatkan reseptor-reseptor tertentu.
Dermis berasal dari mesenkim. selama bulan ke-3 dan ke-4, korium membentuk susunan-susunan papilia yang tidak teratur (papillae dermis) yang menonjol ke atas kea rah epidermis. Papilia ini biasanya mengandung sebuah kapiler kecil atau sebuah organ akhir saraf sensorik. Lapisan dermis yang lebih dalam (subkorium) mengandung jaringan lemak dalam jumlah yang besar.
Pada waktu lahir, kulit dilapisi oleh pasta berwarna keputih-putihan, (vernix caseosa) yang dibentuk oleh secret kelenjar lemak dan sel-sel epidermis yang bergenerasi serta rambut. Pasta ini melindungi kulit terhadap efek maserasi cairan amnion.

Proses terbentuknya kulit :
Lapisan ektoderm mula-mula terdiri dari selapis sel, yaitu epidermis. Ini tumbuh menjadi 2 lapis sel: Periderm dan stratum germinativum.
Derivat epidermis yang bertekstur tanduk tumbuh berupa papila yang menjorok ke dermis. Warna kulit berasal dari chromatophore yang dihasilkan dari neural crest (jambul neural).






























Gambar Pertumbuhan kulit
Keterangan :

A. ep : epidermis
sd : sel-sel dasar
dt :dermatome
B. sg : stratum germinativum
de : dermis

C. sc : stratum corneum
pe : periderm
jn : jambul neural
mt : myotome
st : sclerotome

II. 3 PROSES PEMBENTUKAN MATA
II. 3.1 MATA
Mata merupakan indera penglihatan. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.
Dinding bola mata terdiri dari 3 lapisan :
w Selaput keras (sklera) merupakan lapisan terluar, berwarna putih dan berfungsi sebagai pelindung.
w Selaput pembuluh (koroid) merupakan lapisan tengah, tersusun dari jaringan ikat yang kaya dengan pembuluh darah dan pigmen.
w Selaput jala (retina) merupakan lapisan dalam yang sangat halus dan peka terhadap cahaya.

II. 3.2 PROSES PEMBENTUKAN MATA
Perkembangan mata mulai tampak pada mudigah 22 hari sebagai sepasang lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak depan (Gambar 18.1 A). Dengan menutupnya tabung saraf, lekukan-lekukan ini membentuk kantong-kantong keluar pada otak depan yaitu gelembung mata. Gelembung ini selanjutnya menempel pada ectoderm permukaan dan menginduksi perubahan ectoderm yang diperlukan untuk pembentukan lensa (Gambar 18.1 B). Setelah itu, gelembung mata mulai tumbuh melakukan invaginasi dan membentuk piala mata yang berdinding rangkap (Gambar 18.1 C) dan (Gambar 18.2 A). Lapisan dalam dan luar piala mata ini mula-mula dipisahkan oleh suatu rongga, yaitu ruangan intraretina (Gambar 18.2 B dan 18.4 A), tetapi segera rongga ini menghilang dan kemudian kedua lapisan tersebut saling berlekatan satu sama lain (Gambar 18.4). Invaginasi tidak hanya terbatas pada bagian tengah piala, tetapi juga meliputi sebagian permukaan inferiornya (Gambar 18.2A) yang membentuk fissura koroidea. Pada minggu ke-7, bibir-bibir fissura koroidea bersatu, dan mulut piala mata kemudian menjadi lubang bulat yang kelak menjadi pupil.
Sementara peristiwa ini berlangsung, sel-sel ectoderm permukaan yang semula menempel pada gelembung mata, mulai memanjang dan membentuk plakode lensa (Gambar 18.1 D). Plakode ini selanjutnya melakukan invaginasi dan berkembang menjadi gelembung lensa. Pada minggu ke-5, gelembung lensa terlepas dari ectoderm permukaan dan selanjutnya terletak di dalam mulut piala mata (Gambar 18.2 C, 18.3 dan 18.4).













Gambar. 18.1
Keterangan :
A. Potongan melintang melalui otak depan pada mudigah 22 hari (kurang lebih 14 somit), yang memperhatikan lekukan mata.
B. Potongan melintang melalui otak depan pada mudigah 4 minggu, yang memperhatikan gelembung-gelembung mata yang menempel pada ectoderm permukaan.
C. Potongan melintang melalui otak depan pada mudigah 5 minggu, yang memperlihatkan invaginasi gelembung mata dan lempeng lensa



















Gambar. 18.2
Keterangan :
A. Pandangan ventrolateral piala mata dan tangkai mata pada mudigah 6 minggu. fissura koroidea yang terletak pada permukaan bawah tangkai mata secara berangusr-angsur mengecil.
B. Potongan melintang melalui tangkai mata sebagaimana yang diperlihatkan pada A, yang memperlihatkan arteria hyaloidea di dalam fissura koroidea.
C. Potongan melalui gelembung lensa, piala mata, tangkai mata pada bidang fissura koroidea.












Gambar. 18.3. Potongan melalui mata pada mudigah 7 minggu. Primordium mata terbenam seluruhnya di dalam mesenkim. Serabut-serabut saraf berkumpul menuju kea rah nervus opticus.












Gambar. 18.4
Keterangan :
A. Mudigah manusia berumur 6 minggu
L : lensa
B. Mudigah manusia berumur 7minggu
Lf : serabut-serabut lensa
N : Lapisan saraf
: lapisan pigmen













BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Proses Pembentukan sistem sarat pusat.
a. Sistem saraf pusat merupakan sistem yang dibentuk oleh jutaan sel saraf dan sel glia beserta pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat.
b. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang.
c. Sistem saraf pusat (SSP) tampak pada permulaan minggu ke- 3 sebagai lempeng penebalan ektoderm yang terbentuk seperti sandal yang disebut lempeng saraf.
d. Pada masa pembentukan sistem saraf pusat, encephalon mengalami diferensiasi lanjut. Perkembangannya sangat kompleks dan memerlukan beberapa seri proses perkembangan, yang terjadi atas penambahan (poliferasi) sel, perpindahan (migrasi) sel, perubahan (diferensiasi) sel, pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps, dan pembentukan selubung saraf (mielinasi).

2. Proses Pembentukan kulit
a. Kulit merupakan pembungkus dan pelindung tubuh yang tahan air, mengandung ujung-ujung saraf, dan membantu pengaturan suhu tubuh.
b. Tempat terbentuknya kulit pada lapisan ectoderm.
c. Proses pembentukan kulit dimulai pada saat awal kehamilan, berlanjut pada awal bulan ke-2.
d. Proses pembentukan kulit:
Lapisan ektoderm mula-mula terdiri dari selapis sel, yaitu epidermis. Ini tumbuh menjadi 2 lapis sel: Periderm dan stratum germinativum.
Derivat epidermis yang bertekstur tanduk tumbuh berupa papila yang menjorok ke dermis. Warna kulit berasal dari chromatophore yang dihasilkan dari neural crest (jambul neural).

3. Proses Pembentukan mata
a. Mata merupakan indera penglihatan. Mata merupakan organ indera yang dapat mendeteksi cahaya.
b. Tempat terbentuknya mata pada ectoderm permukaan yang tepatnya terletak di dalam mulut piala mata.
c. Perkembangan mata mulai tampak pada mudigah 22 hari sebagai sepasang lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak depan (Mengetahui proses pembentukan mata.
d. Proses pembentukan mata diawali dengan menutupnya tabung saraf, dan terbentuknya kantong-kantong keluar pada otak depan pada lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak depan yaitu gelembung mata.















DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/ Sistem_saraf_pusat. Diakses tanggal 25 Februari 2009.

Anonim 2009. http://us1.harunyahya.com/Detail/T/N703OFTA187/productId/ 4505/KEAJAIBAN_DALAM_RAHIM_IBU. Diakses tanggal 25 Februari 2009.

Anonim 2009. http://www.rileks.com/lifestyle/act=detail&artid31102006115166. Diakses tanggal 25 Februari 2009.

Kimbal, John W. 2000. Biologi Jilid II Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Edisi ke-7. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Yatim, Wildan. 1982. Reproduksi dan Embryologi. Tarsito. Bandung.


.

2 komentar:

DS mengatakan...

mksh infonya :)
tolong masukin gambarnya donk

Anonim mengatakan...

lengkap penjelasannya, kalau bisa dengan gambar biar lebih jelas lagi. oh ya otak juga perlu asupan loh, seperti misalnya saripati ayam brands yang bisa meningkatkan daya ingat

Welcome to my Activity

disini aq nampilin segala macam aktivitasku dan suasana hatiku baik senang, sedih, galau, gundah, gulana dll.

Total Tayangan Halaman